FISIOLOGI TUMBUHAN_TROPISME
ACARA III
T R O P I S M E
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasrnya tropisme terjadi karena adanya pertumbuhan sehingga ada kemungkinan terdapat perbedaan kecepatan pertumbuhan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya pada individu tumbuhan tersebut, sehingga menimbulkan gerak, selain itu pula karena adanya stimulus (rangsangan) yang berupa cahaya, mekanik dan gravitasi.
Dari keseluruhan respon tumbuhan, foto tropisme dan geotropisme adalah yang paling banyak diketahui. Gerakan ini dan gerakan tropik yang lain adalah dibawah kontrol auxin
B. Tujuan
1. Menyebutkan macam-macam tropisme
2. menjelaskan fototropisme dan geotropisme
3. Mendemonstrasikan fototropisme dan geotropisme
4. Melihat respon fototropisme dan geotropisme
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan eksternal. Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat diketahui (Heddy, S. 1986). Kaau geraknya mendekati sumber rangsang disebut tropi positif, dan kalau menjauhi disbut tropi negatif Prawirohartono, S. 1991)
Tropisme dapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme disebabkan oleh cahaya; geotropisme dengan rangsangan gaya tarik bumi; thigmo tropisme dengan rangsangan berupa sentuhan; chemotropisme dengan rangsangan yang berupa zat kimia dan lain-lain (Heddy, S. 1986).
Respon tropisme bisa positif bisa negatif. Resapon positif jika bagian tumbuhan tumbuh kearah yang berlawanan. Respon negatif jika bagian tumbuhan tumbuh kearah yang berlawanan dari datangnya rangsangan (Heddy, S. 1986).
Fototropi adalah gerak tumbuh batang kearah matahari (Prawirohartono, S. 1991). Teori Cholodniy-Went tentang fototropisme menetapkan bahwa penyinaran sefihak merangsang penyebaran yang berbeda (diferensial) IAA dalam batang. Sisi batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dari pada sel-sel yang disinari, sehinggabatang akan membengkok kearah sumber cahaya. (Heddy, S. 1986). Jika perangsang itu berupa cahaya maka gerak bagian tanaman menuju kecahaya kita sebut sebagai fototropi yang positif. Sebaliknya jika gerak itu menjauh dari perangsang, gerak itu kita sebut sebagai fototropi yang negatif (Dwijoseputro 1984)
Telah diketahu bahwa optimum konsentrasi IAA untuk perpanjangan sel akar adalah kira-kira 100.000 kali lebih rendah daripada optimum konsentrasi untuk perpanjangan sel-sel batang. Denga kata lain, konsentrasi IAA yang merangsang pertummbuhan akar . Sebaliknya konsentrasi IAA yang merangsang pertumbuhan adalah sangat rendah untuk bisa menghambat pertumbuhan batang maupun untuk merangsangpertumbuhan (Heddy, S. 1986).
Contoh fototropi; ujung batang membengkok menuju ke cahaya. Hal ini dapat keta saksikan pada tanaman pot yang kita tempatkan dekat jendela atau dibawah tuturan, dimana cahaya hanya batang satu fihak (Dwijoseputro 1984)
Sisi yang mengarah matahari akan tumbuh lebih cepat dari ujung akar akan tumbuh erah yang berlawanan dari arah datangnya cahaya, sehingga terjadinya fototropik negatif (Heddy, S. 1986).
Geotropi adalah gerak yang menuju ke pusat bumi; gerak ini dilakukan oleh akar. Gerak ujung akar kepala itu kita sebut sebagai dia-geotropik atau transfersal-geotropik (Dwijoseputro 1984). Geotropi adalah gerak akar krena adanya gaya tarik grfitasi bumi (Prawiroharjo, S. 1991).
Geotropisme negatif dari batang geotropik postif dari akar dapat diterangaka dengan perpindahan auxin dari pengaruh dari gaya tarik bumiTelah diketahui bahwa jika tumbuhan diletakkan horisontal. Ujung batang akan tumbuh keatas dan ujung kar tumbuh kebawah. Respon ini terjadi walaupun ditempat gelap; respon ini tergantung gaya tarik bumi dan bukan cahaya. Cholodni (1942) dan went (1928) secara terpisah menduga bahwa respon geotropisme pada batang yang terletak oleh distribusi zat tumbuh (kemudian dikenal dengan IAA tidak merata pada sisi atas dibandingkan denga sisi bawah dari lubang sisi bawah dari batang (Heddy, S. 1986)
Teori Cholodni-went tentang geotropisme mengajukan dugaan bahwa auxin dipindahkan dari belahan atas batang kebelahan bawah bila bila batang diubah dari posisi vertikal (Heddy, S. 1986)
Bila respon akar dan batang tumbuhan yng diletakkan horisontal diperbandinkan akar akan berinteraksi geotropik positif, sedang batang geotropik negatif. Pada kedua keadaan tersebut, posisi horisontal mengakibatkan perpindahan IAA kebelahan bawah akar dan batang. Konsentrasi yang tinggi pada belahan bawah akar menghambat pemanjangan sel, sedangkan konsentrasi IAA di belahan atas mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari kedua pengaruh ini, akar membengkok kebawah. Keadaan sebaliknya terjadi pada batang; konsentrasi IAA yang tinggi pada belahan bawah batang mendorong pemanjangan sel dan konsentrasi yang rendah pada belahan atas menurunkan pemanjangan sel (Heddy, S. 1986)
Proporsi zat-zat tubuh yang berbeda mungkin merupakan penyebab insolasi tespon tumbuh yang berbeda pada akar, batang dan organ-organ lainnya (Heddy, S. 1986)
III. MATERI PRAKTIKUM
A. Bahan
1. kedelai
2. Air
B. Alat
1. Kaca
2. Kertas merang
3. Karet
4. Baskom
IV. PROSEDUR KERJA
1. Dipilih kecambah yang baik dan segar sebanyak 12 buah.
2. Disiapkan lempengan kaca yang dibalut dengan kertas merang.
3. Pasang kecambah kacang hijau pada lempengan kaca yang telah berbalut kertas merang dengan bantuan karet gelang secara horisontal atau mendatar pada masing-masing ikatan 6 buah kecambah kacang hijau kemudian basahi denga air.
4. Diletakkan ikatan kecambah pada baskom yang telah ditambah air.
5. Setelah tiga hari diamati arah pertumbukhan batang dan akarnya
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Fototropisme
No | Jalur kiri (0) | Jalur kanan (0) | ||||
C1 | C2 | C3 | C1 | C2 | C3 | |
1 | 65 | 65 | 100 | 70 | 55 | 100 |
2 | 60 | 20 | 50 | 100 | 10 | 90 |
3 | 50 | 20 | 70 | 75 | 40 | 45 |
4 | 75 | 40 | 80 | 65 | 35 | 90 |
5 | 85 | 60 | 120 | 75 | 30 | 90 |
6 | 50 | 10 | 95 | 70 | 45 | 110 |
Tabel 2. Geotropisme
No | Jalur atas (0) | Jalur baah(0) | ||||
C1 | C2 | C3 | C1 | C2 | C3 | |
1 | 40 | 30 | 30 | 60 | 150 | 50 |
2 | 60 | 65 | 70 | 50 | 30 | 40 |
3 | 40 | 25 | 30 | 85 | 90 | 50 |
4 | 35 | 40 | 50 | 45 | 80 | 20 |
5 | 20 | 20 | 50 | 40 | 10 | 35 |
6 | 30 | 40 | 100 | 80 | 140 | 75 |
VI. PEMBAHASAN
Gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh rasangan eksternal disebut tropisme. Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat diketahui. Tropismedapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme disebabkan oleh cahaya ; geotropisme dengan rangsangan berupa gaya tarik bumi (Heddy, S. 1986). Berdasarkan praktikum ini praktikan mengamati fototropisme dan eotropisme dengan bahan dan alat yang sama.
Pengamatan fototropisme dibagi menjadi dua jalur yaitu jalur kiri dan jalur kanan dengan masing-masing 6 kecambah. Kelompok C pembelokan rata-raa sebesar 64,16; Csebesar 35,83; c sebesar 85,8 dengan rata-rata C total sebesar 66,39. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman ini merupakan fototropi positif, disebut fototropi karena sumber rangsangannya berupa cahaya, dandisebut fototropi positif karena gerak tanaman (batang) menuju ke cahaya sebagai sumber rangsang kesimpulan ini diperkuat oleh pernyataan Dwijoseputro (1983). Bahwa jika sumber perangsang itu berupa cahaya , maka gerak tanaman menuju ke cahaya disebut fototropi positif.
Teori Chlodny-Went tentang fototropisme menetapkan bahwa penyinaran secara sefihak merangsang penyebaran yang berbeda (diferensial). IAA dalam batang sisi batang yang disinari, sehingga batang akan membengkak keatas sumber cahaya (Heddy, S. 1986). Hal ini sesuai dengan hasil penyebaran yang telah dilakukan dan hasil pengamatan yang derajat pembengkokannya berbeda-beda. Hasil ini juga mendukung pendapat bahwa penyinaran sefihak mendorong transport letal dari IAA dari ujung koleptil ke belahan koleptil yang gelap.
Pengamatan geotropisme juga dilakukan dengan menggunakan dua jalu yaitu jalur atas dan jalur bawah dengan mengamati akar kecambah. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pembengkokkannya merupakan geotropisme positif karena semua akarnya menuju kebawah (grfitasi bumi) sebagai sumber rangsangan. Derajat pembengkokkan jalur atas lebih kecil dari jalur bawah dengan selisih. 15,84 dan setiap tanaman mempunyai derajat pembengkokkan yang berbeda-bed antara 10-150. Pembengkokkan ini terjadi karena
Berdasarkan hasil pengamatan fototropisme dan geotropisme memiliki beberapa perbedaan, baik arah pembengkokannya, maupun derajat pembengkokannya. Hal ini dijelaskan oleh (Heddy, S. 1986) bahwa bila respon akar dan batang tumbuhan yang diletakkan horisontal diperbandingkan. Akar akan bereaksi geotropik positif, sedang batang geotropik negatif. Pada kedua keadaan tersebut posisi horisontal menyebabkan perpindahan IAA ke belahan bawah akar menghambat pemanjangan sel, sedangkan konsentrasi IAA dibelahan atas mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari ke dua pengaruh ini, akar membengkok ke bawah. Keadaan sebaliknya terjadi pada batang; konsentrasi IAA yang tinggi pada belahan bawah mendorong pemanjangan sel dan konsentrasi yang rendah pada belahan atas menurunkan pemanjangan sel.
Selain perbedaan diatas Dwijoseputro (1984) juga ada perbedaan antara sensifitas akan dan batang terhadap IAA bahwa proporsi zat-zat tumbuh yang berbeda-beda mungkin merupakan penyebab inisiasi respon tumbuh yang berbeda pada akar, batang dan organ-organ lainnya. IAA adalah sekitar 10-5M, sau konsentrasi yang sangat mendorong pemanjangan sel. Konsentrasi IAA dibelah atas batang mungkin menurun menjadi 10-6-10-7M, konsentrasi yang kurang mendorong pemanjngan sel. Pada keadan tersebut belahan bawah batang tumbuh lebih lebih cepat dari belahan atas, sehinga batang tumbuh keatas. Ia juga menegaskan bahwa geotriopisme dan fototropisme tidak hanya disebabkan oleh IAA saja. Telah terbukti pada beberapa jenis jaringan dan tumbuhan, bahwa auksin pada konsentrasi tinggi mendorong sintesa etilen. Tambahan pula telah diketahui etilen menghamat pemanjangan sel adalah pada jangka konsentrasi yang terbentuk pada jaringan tumbuhan yang mengan dung IAA lebuh tingi dari optimum. IAA dlam sel-sel tersebut mendorong pemanjangan sel, sehingga ujung batang membengkok ke atas
VII. KESIMPULAN
1. Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan eksternal. Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat diketahui (Heddy, S. 1986).
2. Terjadi perbedan derajat pembelokan karena perbedaan cahaya yang diterima oleh tanaman.
3. geotriopisme dan fototropisme tidak hanya disebabkan oleh IAA saja,selain itu auksin pada konsentrasi tinggi juga mendorong sintesa etilen.
4. konsentrasi IAA yang tinggi pada belahan bawah mendorong pemanjangan sel dan konsentrasi yang rendah pada belahan atas menurunkan pemanjangan sel.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, W. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
Heddy, Suwasono. 1986. Hormon tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta.
Prawirohartono, S. dkk. 1991. Biologi. Erlangga. Jakarta.