gravatar

AGRONOMI_PERSEMAIAN

ACARA II
PESEMAIAN



I.             PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Biji merupakan cara yang paling umum untuk membiakkan tanaman.  Pembiakan tanaman dengan biji ini dilakukan melalui pesemaian.  Biji ditaburkan pada pesemaian terlebih dahulu, lalu setelah tumbuh menjadi tanaman muda, tanaman tersebut dipindahkan ke kebun yang tetap.  Alasan dilakukan penyemaian ini antara lain adalah :
  1. Menunggu saat tanam yang tepat.
  2. Memperkecil biaya pemeliharaan.
  3. Jenis tanaman tersebut mampu tumbuh cepat, mampu bersaing dengan gulma, sulit dipindahkan (contohnya yaitu semangka, ketimun, jagung, buncis, labu).
  4.  Menjaga tanaman muda dari kondisi lingkungan yang ekstrim hingga dapat beradaptasi (tanaman-tanaman muda memiliki sistem perakaran yang masih dangkal, sehingga apabila menghadapi suhu dan intensitas cahaya matahari yang ekstrim maka kemampuan akar dalam menyerap air tidak dapat mengimbangi laju transpirasi yang tidak terlalu besar sehingga tanaman muda mengalami kelayuan, terbakarnya daun atau sunburn, bahkan dapat mengalami kematian).
  5. Pemeliharaan tanaman muda dilapangan sangat sulit dilakukan dan tidak efisien.
  6. Seleksi tanaman amat sulit dilakukan dilapangan.



Agar pesemaian dapat menghasilkan tanaman yang bermutu baik maka harus memperhatikan teknik-teknik pembuatan pesemaian.  Teknik-teknik pembuatan pesemaian meliputi:
1.      Pemilihan lokasi pesemaian.
2.      Persiapan tanah pesemaian :
a.       Pemasangan ajir.
b.      Pembuatan selokan atau got.
c.       Pengolahan tanah.
d.      Pembuatan bedengan (seed bed).
e.       Penanaman benih.
f.       Pembuatan naungan atau atap pelindung.
3.   Pemindahan bibit.
Pemindahan bibit dari pesemaian ke pembibitan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.       cara putaran.
b.      cara cabutan.


B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum pesemaian ini agar praktikan memahami fungsi pesemaian dan membuat pesemaian yang baik mulai dari memilih benih, mengolah tanah, cara menanam dan memelihara pesemaian.









II.     TINJAUAN PUSTAKA
Pesemaian terhadap tanaman perlu dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman yang baik, dimana bibit yang telah kita pilih dengan berbagai pertimbangan kita tanam pada tanah yang sesuai untuk pesemaian dengan jarak yang rapat.  Kemudian pesemaian kita rawat secara intensif agar diperoleh bibit tanaman yang bermutu dan berkualitas tinggi.  Sehingga pesemaian pada dasarnya merupahkan tindakan penanaman benih dengan jarak tanam yang rapat pada sebidang tanah atau tempat tertentu dan dipelihara lebih cermat serta intensif untuk memperoleh bibit yang baik dan siap tanam.
Adapun tujuan pembuatan pesemaian antara lain:
  1. untuk menghindarkan tanaman muda dari kondisi lingkungan yang merugikan.
  2. untuk mengatur lingkungan yang tepat selama awal  pertumbuhan bibit.
  3. untuk mempermudah pemeliharaan.
  4. untuk mempermudah seleksi bibit.
  5. untuk mengurangi biaya pemeliharaan.
Ada berberapa macam pesemaian, antara lain:
  1. Pesemaian kering.
Yaitu pesemaian yang dilakukan dilahan kering, berupa bedengan-badengan dengan luas tertentu.  Biasanya untuk tanaman tahunan, hortikultura, atau bisa tanaman padi.
  1. Pesemaian basah.
Dilakukan dilahan basah biasanya untuk tanaman padi.
  1. Pesemaian box (kotak).
Yaitu pesemaian yang dilakukan didalam box dengan ukuran tertentu.  Media yang biasanya digunakan adalah campuran antara tanah, pasir, bahan organik, biasanya untuk ditanam tanaman sayuran.
  1. Pesemaian kantong plastik (poly bag).
Pesemaian dengan mempergunakan kantong plastik (poly bag).  Benih yang disemai adalah benih sayuran, tahunan atau jenis tanaman yang sukar dipindahkan dengan cara cabutan.
Alasan diperlukannya pesemaian:
  1. Tanaman yang masih muda umumnya tidak tahan terhadap kondisi lingkungan terbuka.
  2. Tanaman muda tidak mampu bersaing dengan gulma.
  3. Pemeliharaan tanaman muda dilapang sangat sulit dilakukan dan tidak efisien.
  4. Seleksi tanaman amat sulit dilakukan dilapangan.
  5. Dengan pesemaian dapat menunggu saat tanam yang tepat dan memungkinkan untuk menghasilkan bibit komersial.
Agar pesemaian dapat menghasilkan tanaman yang bermutu baik maka harus memperhatikan teknik-teknik pembuatan pesemaian. teknik-teknik pembuatan pesemaian meliputi:
1.      Pemilihan lokasi pesemaian.
Syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan tempat untuk pesemaian adalah sebagai berikut :
a.       Dekat dengan kebun tetap, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemindahan bibit.
b.      Dekat dengan pos pengawasan kebun guna mempermudah pengawasan dan pemeliharaan.
c.       Dekat dengan sumber air.
d.      Tanahnya subur, stukturnya remah, dan bebas hama maupun penyakit.
2.      Persiapan tanah pesemaian.
Sifat fisis tanah harus dipersiapkan terlebih dahulu agar menjamin perakaran tanaman muda setelah biji berkecambah.  Secara fisis, tanah itu dapat dikerjakan lebih dalam atau dangkal, sesuai dengan biji yang akan ditanam.  Hal lain yang perlu diperhatikan adalah panas, peredaran udara, dan kelembaban.  Kelembaban udara akan mempengaruhi kelembaban biji yang notabene mutlak diperlukan untuk perkecambahan.  Kadar lembab benih harus berkisar antara 40-50 %.

Hal-hal yang harus dilakukan setelah mengetahui sifat fisis tanah adalah sebagai berikut:
a.       Pemasangan ajir.
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mengatur letak pesemaian dan memberi tanda pada petak-petak pesemaian beserta selokan-selokan drainase sesuai dengan ukuran yang diperlukan.  Ajir biasanya berupa bilah-bilah bambu dan kadang-kadang dilengkapi pula dengan tali rafia untuk memperjelas bentuk dan ukuran petak maupun selokan-selokannya.
b.      Pembuatan selokan atau got.
Saluran selokan atau got ini berfungsi sebagai saluran irigasi dan sekaligus sebagai saluran pembuangan.  Pembuatan got bergantung pada kondisi lahan dan curah hujan setempat.
c.       Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah untuk pesemaian harus dilakukan dengan intensif.  Tanah yang diolah harus subur dan bersih dari gulma, hama dan penyakit serta mempunyai sistem drainase dan aerasi yang baik.
d.      Pembuatan bedengan (seed bed).
Tanah bedengan biasanya dicampur dengan bahan organik (pupuk kompos) untuk meningkatkan daya tahan air dan memperbaiki struktur tanah.  Dapat juga ditambahi pasir agar sistem drainase dan aerasinya menjadi lebih baik.  Bagian permukaan bedengan dibuat rata, bagian tepinya dibuat agak miring dan dipadatkan agar tidak mudah gugur.
e.       Penanaman benih.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman benih adalah kerapatan benih, kedalaman penanaman serta cara penanaman.  Dalam penanaman benih bergantung pada jenis tanaman dan macam benihnya serta keadaan musimnya.  Pada musim hujan dimana kelembaban tanahnya tinggi, benih ditanam lebih dangkal daripada musim kemarau yang kelembabannya relatif rendah.

f.       Pembuatan naungan atau atap pelindung
Hal ini ditujukan untuk melindungi tanaman muda dari terik matahari dan tetesan hujan.

3.      Pemindahan bibit.
Pemindahan bibit dari pesemaian ke pembibitan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.       Cara putaran.
Dengan cara ini, sedikit tanah yang ada disekitar bibit yang ikut terbawa atu terpindahkan.  Keuntungan dari cara ini adalah tidak menghambat pertubuhan bibit karena akar yang rusak dapat diminimalisir.  Kerugiannya adalah memerlukan waktu yang lama.
b.      Cara cabutan.
Sebelum bibit dicabut, tanah dibasahi terlebih dahulu.  Setelah berberapa menit, bibit di cabut atau dicungkil.  Keuntungannya adalah waktu yang diperlukan lebih singkat.  Kerugiannya dari cara ini adalah menghambat pertubuhan bibit karena banyak akar yang rusak.














III.    BAHAN DAN ALAT
1.   BAHAN :
1.      Benih padi/gabah 100 gr
2.      Lahan kering 1 m x 1 m
3.      Furadan 36 10 gr
4.      Urea 10 gr
5.      Jerami
6.      Biji nangka 9 buah
7.      Biji cabai secukupnya untuk polibag sebanyak 10 buah
8.      Plastik transparan sebagai molsa
9.      Pupuk KCL, SP36
10.  Pupuk kandang
2.   ALAT :
1.      Cangkul
2.      Tali rafia
3.      Gembor
4.      Meteran
5.      Polibag



IV.       PROSEDUR KERJA
A.    Utuk Persemaian Padi.
1.      Lahan yang akan diolah diukur dengan luas 1 x 1 m sebanyak 2 bedengan dengan jarak 50 cm.
2.      Rumput-rumput yang ada dipermukaan tanah dihilangkan agar lebih mudah dalam proses pencangkulan.
3.      Tanah dicangkul dengan menggunakan sistem buruhan dangkal ( menggali parit sedalam 20 cm ).
4.      Membersihkan batu-batu yang ada dan rumput yang masih tersisa agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya.
5.      Tanah diratakan kembali dan disiram agar kondisi tanah siap untuk ditanami.
6.      Tanah ditaburu pupuk SP36 dan KCl.
7.      Benih ditaburkan diseluruh permukaan bedengan.
8.      Lahan yang telah ditaburi benih dan pupuk ditutup dengan jerami, kemudian disiram agar kelembabanya dapat terjaga.
B.     Utuk Persemaian Cabe.
1.      20 polybag transparan disiapkan.
2.      10 polybag diisi tanah dan lainnya diisi tanah + kompos.
3.      Bagian bawah polybag dilubangi untuk keluarnya air yang berlebihan.
4.      Polybag disiram, kemudian diisi benih dan diberi label untuk memudahkan dalam pengamatan.
C.     Untuk Persemaian Nangka
1.      9 polybag hitam disiapkan dan diisi dengan tanah, kemudian bagian bawahnya dilubangi untuk keluarnya air berlebih dan piolybag disiram.
2.      Biji nangka ditanam dengan perlakukan berbeda, yaitu diatas permukaan tanah, separuh terbenam dan terbenam seluruhnya, masing-masing 3 polybag untuk tiap perlakuan.
3.      Polybag kemudian diberi label untuk memudahkan dalam pengamatan.












V.          HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN



Padi + Urea
Sampel
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
TT
D
TT
D
TT
D
TT
D
1
8
2
16
4
22
6
36
8
2
8
2
16
4
21
5
34
6
3
8,5
3
17
5
22,5
6
35
7
4
7
2
15
4
21
4
32
6
5
8
2
17
5
23,5
6
35
8
6
7,5
2
16
4
23
5
31
6
7
8
2
17
4
24
6
37
8
8
8,5
2
17
3
25
5
33
7
9
7
2
14
4
20,5
4
32,5
7
10
7,5
2
14
3
2
4
33
6
Rata-rata
7,8
2,1 = 2
15,9
4
20,45
5,1 = 5
33,85
6,9 = 6





Padi tanpa Urea
Sampel
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
TT
D
TT
D
TT
D
TT
D
1
7
2
12
3
16
5
20
6
2
8
3
14
3
17
6
20,5
6
3
7,5
2
15
4
18
6
24
7
4
8
2
15,5
4
19
7
26
8
5
8,5
2
16
3
18,5
6
22
6
6
7
2
17
3
19
4
25
5
7
8
2
17,5
4
20
5
26
7
8
7,8
2
16
3
18
4
27
6
9
7,5
2
15
3
17
5
21,5
8
10
7
2
14
3
18
4
23
6
Rata-rata
7,63
2,1 = 2
15,2
3,3 = 3
18,05
5,2 = 5
23,5
6,5 = 6










Cabe + Pupuk
Sampel
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
TT
D
TT
D
TT
D
TT
D
1
3
2
6
4
9
5
14,4
7
2
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
4
3,5
2
7,5
4
10,5
5
12,2
6
5
3
2
6
4
6,5
5
8,7
6
6
3
2
6
4
8
6
10,3
7
7
3
2
7
4
8
4
10,6
5
8
3,5
3
8,5
5
11,5
6
13,5
7
9
2
2
7
3
9,5
4
11,6
5
10
-
-
-
-
-
-
-
-
Rata-rata
2,1
1,5 = 1
4,8
2,8 = 2
6,3
3,5 = 3
8,13
4,8 = 4





Cabe + Tanah
Sampel
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
TT
D
TT
D
TT
D
TT
D
1
3
2
4,5
4
9,1
5
12,4
6
2
2,5
2
5
4
8,3
5
11,3
6
3
2
2
4
3
7,6
3
8,4
4
4
3
3
5
4
8,8
6
10,6
6
5
-
-
-
-
-
-
-
-
6
-
-
-
-
-
-
-
-
7
-
-
-
-
-
-
-
-
8
3
2
6
4
8,4
5
9,8
6
9
3
2
7
3
11
5
14,3
6
10
2,5
2
6
4
12
6
15
7
Rata-rata
1,9
1,5 = 1
3,75
2,6 = 2
6,2
3,5 = 3
8,18
4,1 = 4











Nangka
Letak Biji
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
TT
D
TT
D
TT
D
TT
D
Tenggelam
3
-
5
-
17
6
-
4
1
-
28
15
-
5
5
-
Setengah tenggelam
2
-
4
-
29,5
12,5
12,9
2
1
1
32
23,5
29,8
3
3
2
Permukaan
1,5
-
5
-
6,5
-
5
-
-
-
8,7
-
7,1
1
-
1



Keterangan:
TT  =  Tinggi tanaman
JD  =  Jumlah daun
Perhitungan
Pesemaian padi + Urea
¯   Rataan Tinggi Tanaman    =
¯  Rataan Jumlah Daun            =
 

¯  Minggu I
     
     
¯  Minggu II

 
¯  Minggu III



 
¯  Minggu IV



Persemaian Padi tanpa Urea
¯   Minggu I

 
¯   Minggu II

 

¯   Minggu III 

 

¯   Minggu IV




Persemaian Cabe + Pupuk
¯   Minggu I

 
¯   Minggu II

 

¯   Minggu III   




 

¯   Minggu IV  



Persemaian Cabe + Tanah
¯   Minggu I

 
¯   Minggu II

 

¯   Minggu III   

 

¯   Minggu IV  



Persemaian Biji Nangka  didalam tanah
 

¯   Minggu I  
 
 
¯   Minggu II
 
 

¯   Minggu III    





 

¯   Minggu IV  



Persemaian Biji Nangka setengah tenggelam
 

¯   Minggu I

 
¯   Minggu II

 

¯   Minggu III   

 

¯   Minggu IV  



Persemaian Biji nangka diatas permukaan tanah
 

¯   Minggu I
 
 
¯   Minggu II
 
 

¯   Minggu III   
 




¯   Minggu IV  







































PEMBAHASAN

Pesemaian adalah tempat tanaman muda dipelihara dalam waktu tertentu sebelum dipindahkan ketempat yang tetap.  Pesemaian pada dasarnya merupakan tindakan penanaman benih dengan jarak tanam yang rapat pada sebidang tanah atau tempat tertentu dan dipelihara lebih cermat serta intensif untuk memperoleh bibit yang baik dan siap tanam.
Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan, baheasanya tujuan dilakukannya pesemaian adalah kita bisa mengadakan seleksi bibit, dengan seleksi bibit berarti akan didapatkan hasil yang baik.  Oleh karena itu dalam penanaman sebaiknya dilakukan penyemaian terlebih dahulu, sehingga bisa mendapatkan tanaman yang mempunyai kualitas yang tinggi sesuai dengan keinginan.  Hal tersebut juga dapat meningkatkan produksi pertanian secara maksimal.
Pesemaian dapat dilakukan dengan beragi cara.  Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.  Dalam praktikum kali ini kita gunakan persemaian kering dan persemaian kantong plastik.
Dalam pembuatan pesemaian kering, lahan yang akan digunakan harus memperhatikan :
1.      Tanahnya, subur atau tidak.
2.      Cahaya matahari yang cukup.
3.      Dekat dengan sumber air.
4.      Mudah diamati.
5.      Tanahnya agak miring sehingga drainasenya baik.
Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan bibit yang baik pula, baik faktor genetik maupun faktor lingkungan seperti curah hujan, suhu, intensitas matahari, dan harus terhindar dari gangguan hewan/hama dan penyakit.  Kadang-kadang bibit atau tanaman yang berasal dari biji yang sangat muda, lemah, karena:
1.      Berat kering biji rendah.
2.      Biji masak kecil.
3.      Secara fisiologis biji belum masak.
4.      Jaringan penunjang tidak tumbuh dengan baik.
Pada pesemaian padi, tujuan dilakukannya penutupan bedengan dengan jerami adalah melindungi tanaman muda dari cahaya matahari yang terlalu banyak, melindungi bibit dari pukulan/jatuhnya air hujan secara langsung yang dapat mengakibatkan kerusakan bibit dan mempertahankan kelembaban bedengan. 
Pada pesemaian tanaman nangka, ternyata biji yang terbenam didalam tanah pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.  Seharusnya yang paling cepat tumbuhnya adalah biji yang ditanam separuh diatas permukaan.  Hal ini dikarenakan kurangnya penyiraman terhadap tanah di polibag.
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bibit di pesemaian tersebut, dilakukan pengamatan setiap hari meliputi perhitungan tinggi tanaman dan jumlah daunnya. Dan dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :

1.      Pesemaian Padi
Dari data yang diperoleh, perbandingan antara tanaman padi yang diberi pupuk dan yang tidak diberi pupuk adalah 7,8 cm : 7,63 cm ; 15,9 cm : 15,2 cm ; 20,45 cm : 18,05 cm ; 33,85 cm : 23,5 cm untuk perbandingan tinggi tanaman, sedangkan untuk jumlah daunnya adalah 2 : 2 ; 4 : 3 ; 5 : 5 ; 6 : 6 helai per minggunya selama pengamatan. Perbedaan antara padi yang diberi pupuk dan yang tidak diberi pupuk yaitu :
a. Yang diberi pupuk lebih cepat tumbuh baik untuk pertambahan tinggi tanamannya maupun untuk jumlah daunnya.
b.  Daun pada tanaman padi yang dipupuk berwarna lebih cerah (hijau segar)     sedangkan pada padi yang tidak dipupuk warna daunnya lebih pucat   (berwarna kuning).
Hal ini berarti bahwa pemupukan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.


Pemberian pupuk Urea, SP36 dan KCl yang mengandung Nitrogen (N). Nitrogen berfungsi untuk memperbanyak anakan yang dihasilkan dan untuk mempercepat produktivitas tanaman. Selain Nitrogen, unsur yang dibutuhkan tanaman adalah Phospor (P) yang membantu perkembangan perakaran dan mengatur pembungaan serta pembuahan, Kalium (K) berfungsi untuk membantu sintesis gula dan asimilasi lewat klorofil, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, memperkuat tegaknya padi-padian dan meningkatkan pemakaian air. Unsur Belerang (S) adalah unsur utama berbagai jenis protein yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

2.   Pesemaian Polibag Cabai
Pengambilan sampel sebanyak 20 buah masing-masing 10 buah untuk perlakuan tanaman cabai yang diberi pupuk dan sisanya untuk tanaman cabai yang tidak dipupuk. Diperoleh data perbandingan tinggi cabai yang diberi pupuk dan yang tidak diberi pupuk adalah 2,1 cm : 1,9 cm ; 4,8 cm : 3,75 cm ; 6,3 cm : 6,2 cm ; 8,13 cm : 8,18 cm, sedangkan untuk jumlah daunnya adalah 1 : 1 ; 2 : 2 ; 3 : 3 ; 4 : 4 helai per minggunya selama pengamatan
Hasil yang diperoleh berdasarkan data yang diamati menunjukkan bahwa tanaman cabai yang tidak dipupuk pertumbuhannya lebih baik karena beberapa hal diantaranya : tanah yang digunakan mungkin mengandung lebih banyak unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

3.   Pesemaian Dalam Polibag Nangka
            Pesemaian untuk tanaman nangka dilakukan di dalam polibag, terdapat sembilan polibag yang terisi tanah ditambah pupuk kandang. Data yang diperoleh antara lain :
a.   Biji Tenggelam Dalam Tanah
Untuk minggu I RTT =0,33 dan RJD = 0, minggu II RTT = 0,55cm dan RJD = 0, minggu III RTT = 2,55 cm dan RJD = 0,55, minggu IV RTT = 4,77 dan RJD = 1,11.

b.   Biji Setengah Tenggelam  Dalam Tanah
Minggu I RTT = 0,22 dan RJD = 0, minggu II RTT = 0,44 cm dan RJD = 0, minggu III RTT = 6,1 cm dan RJD = 0,44, Minggu IV RTT = 9,47 cm dan RJD = 0,88.
c.   Biji Diletakkan Diatas Permukaan Tanah
Minggu I RTT = 0,16 dan RJD = 0, minggu II RTT =0,55 dan RJD = 0, minggu III RTT = 1,27 cm dan RJD = 0, minggu IV RTT = 1,75 cm dan RJD = 0,22.
Dari hasil pengamatan diperoleh data yang menunjukkan bahwa pada polibag yang berisi biji nangka yang diletakkan setengah tenggelam dalam tanah memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan polibag yang lain. Hal ini disebabkan karena biji tersebut memperoleh cukup unsur hara dan cahaya matahari.

VI.       KESIMPULAN
1.      Pesemaian pada dasarnya merupakan tindakan penanaman benih dengan jarak tanam yang rapat pada sebidang tanah atau tempat tertentu dan dipelihara lebih cermat serta intensif untuk memperoleh bibit yang baik dan siap tanam.
2.      Pesemaian ada bermacam-macam.  Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.  Praktikum kali ini menggunakan pesemaian kering dan kantong plastic.  Namun biasanya  pesemaian kering lebih banyak dilakukan karena lebih mudah dan banyak manfaatnya.
3.      Penanaman dengan persemaian memiliki kelebihan antara lain kita bisa mengadakan seleksi bibit, dengan seleksi bibit berarti akan didapatkan hasil yang baik.
4.      Penanaman dengan persemaian terlebih dahulu akan lebih memudahkan dalam perawatan dan pengawasan. 
5.      Pemupukan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.



DAFTAR PUSTAKA


-          Kawil, Jurnalis. 1979. Tekhnologi Benih 1. Angkasa : Bandung.

-          Setiadi. 1994. Jenis dan Budidaya Cabai Rawit. Swadaya : Jakarta.

-          Sitompul, S. M. dan Guritno, Bambang. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

-          Soetomo. H. A., Moch. 1992. Mengelola Pekarangan Sejahtera. Sinar Baru : Bandung.

-          Sutejo, M. M dan Kartasapoetra, A. G. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta : Jakarta.



Isi masih berantakan harap maklum

ISI BLOG

Postingan Populer