gravatar

MATERI KESUBURAN TANAH


PERCOBAAN POT

I.       PENDAHULUAN
a.   Latar Belakang
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah berimbang guna memenuhi kebutuhan tanaman dalam pertumbuhan dan produksi produksi tanaman. Tanaman pada umumnya mempunyai batas-batas toleransi terhadap masalah-masalah kesuburan tanah secara spesifik. Maka atas dasar sifat-sifat ini, sebenarnya dapat disusun pula pertanaman yang sesuai. Dengan demikian satu satuan korbanan (input) pertanian dalam bentuk usaha-usaha pengelolaan kesuburan tanah dapat ditekan.
Pengolahan tanah yang baik dan teratur dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah tersebut. Pemupukan yang sesuai dengan unsure hara tanah dapat meningkatkan kesuburan kimiawi tanah sehingga sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan bisa dilakukan dengan pemberian pupuk buatan dan pupuk alam atau pupuk organis. Pupuk organic l;ebih besar manfaatnya daripada jenis opupuk buatan oleh karena dapat meningkatkan kesuburan kimiawi, juga dapat meningkatkan kesuburan fisik dan biologis tanah. (Saifudin Sarief : 1986)
Jenis tanah yang digunakan dalam penanaman sawi/ cesin menggunakan jenis tanah inseptisol. Inseptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada entisol. Umumnya mempunyai horizon Kambik, karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. (Dr. Ir. Sarwono Hardjowigeno : 1989)
Sawi/cesin merupakan menu makanan yang sehat dan seimbang dalam zat gizi adalah menu makanan yang memenuhi syarat “ Empat sehat lima sempurna”. Dalam susunan menu tersebut sayuran merupan salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan.Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Petani Indonesia dimasa lalu hanya mengenal tiga macam jenis sawi yang biasa dibudidayakan, yaitu sawi putih, sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal ceisin alias sawi bakso, selain itu masih ada pula jenis sawi keriting dan sawi monument. (Eko Hariyanto,dll : 2000)
  1. Tujuan
Dapat mengamati dan melaksanakan penanaman ceisin secara polybag untuk mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun dengan penggunaan dosis pupuk yang berbeda
II.    ALAT dan BAHAN
Alat :
1.      Plastik polybag
2.      Timbangan
3.      Botol aqua 900 ml
4.      Besek
5.      Karung
Bahan :
1.      Tanah Inseptisol
2.      Air
3.      Pupuk kandang, Urea (N), SP-46 (P), KCL (K)
4.      Biji sawi/ceisin
III. PROSEDUR KERJA
1.      Menimbang pupuk kandang, urea, SP-46 dan KCL sesuai dengan perhitungan
2.      Menimbang tanah sebanyak 9 Kg dan dimasukkan kedalam polybag
3.      Tanah dicampur dengan pupuk kandang, SP-46, KCL dan dimasukkan lagi kedalam polybag dan disiram sampai keadaan jenuh.
4.      Setelah tanah dalam keadaan jenuh kira-kira 15 menit, biji ceisin disebar kedalam polybag
5.      Setelah satu minggu tanaman ceisin mulai tumbuh dan diberi pupuk urea
6.      Diamati dan diukur tinggi dan jumlah daun.
7.      Apabila terdapat tanaman yang mati dilakukan penyulaman.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
HASIL PENGAMATAN TANAMAN CAISIN
DALAM POLYBAG KELOMPOK XX

No
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Bobot basah tanaman (gram)
1
34,8
5
35
2
33,5
6
31,5
3
32
6
42,25
4
38,1
6
33,1
Jumlah
138,4
23
141,85
Jumlah rerata
34,6
5,75
35,46
TABEL HASIL PENGAMATAN TANAMAN CAISIN
  1. Hasil Jumlah Daun
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Pertama
Kedua
Ketiga
1
5
43
4
52
2
6
37
3
46
3
6
8
8
22
4
25
21
4
50
5
32
26
6
64
6
23
4
23
50
7
40
12
15
67
8
21
15
16
52
9
36
36
30
102
10
4
18
34
56
11
5
18
23
46
12
6
6
4
16
13
12
10
14
36
Jumlah
221
254
184
659
Rerata
17
19,53
14,15

FK       =
                  =
                        =
                        = 11135,41
            JKTot    =
                        =
                        = 5478,59
            JKu      =
                        =
                        =
                        =
                        = 188,66
            JKp        =  
                        =
                        =
                        = 1798,26
            JKerror   =
                        =
                        =
                        = 9148,49
TABEL ANOVA

No
Sumber variasi
Dk
JK
KR
F hit
F α
α =5%
α=1%
1
Ulangan
2
188,66
94,33
0,24
3,40
4,72
2
Perlakuan
12
1798,26
149,85
0,39
2,18
3,03
3
Error
24
9148,49
381,18



4
Total
38
11135,41





Kesimpulan     : Perlakuan pemberian pupuk ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap
  Jumlah daun tanaman caisin

  1. Bobot Basah Tanaman (Gram)
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Pertama
Kedua
Ketiga
1
17,71
16,3
54,2
88,21
2
12,45
14,01
1,37
27,83
3
3,5
4,8
5,2
13,5
4
14,55
58,45
9,52
82,52
5
58,36
53,6
12,35
124,31
6
171,8
5,2
12,9
189,9
7
128,85
3,2 
24
156,05
8
12,56
8,87
21
42,43
9
135,55
 12,83
25
173,38
10
9,1
79,35
10,9
99,35
11
12,98
8,8
17,8
39,58
12
6,3
11,57
32,56
50,43
13
5,2
12,83
19
37,03
Jumlah
588,91
289,81
245,8
1124,52
Rerata
45,30
22,29
17,91

FK       =
                  =
                        =
                        = 32424,23
            JKTot    =
                        =
                        = 57243,59
            JKu      =
                        =
                        =
                        =
                        = 5362,11
            JKp        =  
                        =
                        =
                        = 13784,51
            JKerror   =
                        =
                        =
                        = 38096,97



TABEL ANOVA

No
Sumber variasi
Dk
JK
KR
F hit
F α
α =5%
α=1%
1
Ulangan 
2
5362,11
2681,05
1,68
3,40
4,72
2
Perlakuan
12
13784,51
1148,70
0,72
2,18
3,03
3
Error
24
38096,97
1591,54



4
Total
38
57243,59





Kesimpulan     : Perlakuan pemberian pupuk ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap
  Bobot basah tanaman caisin

  1. Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Pertama
Kedua
Ketiga
1
20,9
24,07
13,5
58,47
2
13,4
21,11
18
52,51
3
16,1
17,6
18
51,7
4
8,5
28,82
25,1
62,42
5
26,225
14,167
22,17
62,56
6
34,37
6,8
19,06
60,23
7
18,41
5,7
20,1
44,21
8
19,57
14,15
19
52,72
9
15
19
21
55
10
13,42
24,4
17,03
54,85
11
19,58
17,875
20,3
57,75
12
19,2
20,14
18,2
57,54
13
14,48
26,1
21,24
61,82
Jumlah
239,155
239,932
252,7
731,787
Rerata
18,39
18,45
19,43

FK       =
                  =
                        =
                        = 13731,08
            JKTot    =
                        =
                        = 1187,75
            JKu      =
                        =
                        =
                        =
                        = 8,9
            JKp        =  
                        =
                        =
                        = 109,47
            JKerror   =
                        =
                        =
                        = 13612,71



TABEL ANOVA

No
Sumber variasi
Dk
JK
KR
F hit
F α
α =5%
α=1%
1
Ulangan 
2
8,9
4,45
0,0078
3,40
4,72
2
Perlakuan
12
109,47
9,12
0,0160
2,18
3,03
3
Error
24
13612,71
567,19



4
Total
38
13731,08





Kesimpulan     : Perlakuan pemberian pupuk ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap
  tinggi tanaman caisin

Pembahasan
Tanaman caisin alias sawi bakso ( ada juga yang menamakannya sawi Cina) merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis, dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit membuatnya banyak diminati. Selain enak di tumis atau dioseng, caisin banyak dibutuhkan oleh pedagang mie bakso, mie ayam, atau restoran masakan cina sehingga permintaannya setiap hari amat tinggi.
Berikut adalah klasifikasi botani sawi :
Devisi                       : Spermatophyta
Subdivisi                  : Angiospermae
Kelas                        : Dicotyledonae
Ordo                         : Rhoeadales ( Brassicales)
Famili                       : Cruciferae ( Brassicaceae)
Genus                       : Brassica
Spesies                     : Brassica Juncea
Cara bertanam sawi dan selada sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budi daya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih yang bermutu, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman yang intensif. Dengan teknik penanaman dan pemeliharaan yang benar akan di dapat hasil yang memuaskan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Tanah yang digunakan untuk menanam tanaman caisim diambil dari daerah  Karangwangkal yang berjenis tanah Inceptisol. Inceptisol merupakan tanah muda tetapi lebih berkembang daripada Entisol (Inceptium permulaan). Umumnya mempunyai horizon kambik. Karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanh ini cukup subur. Tanah ini dulu termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus dan lain-lainnya. ( Sarwono Hardjowigena ; 1989 )
Dalam pemeliharaan yang dilakukan pada caisin yang ditanam dipolybag sama seperti yang dilakukan pada penanaman dilahan. Penyiraman dilakukan setiap hari pagi atau sore hari serta dua hari sekali tanaman caisim disiram sebanyak 900 ml sampai keadaan kapasitas lapang. Penjarangan dilakukan pada tanaman yang tunbuh melebihi yang dikendaki yaitu empat tanaman ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengukuran tanaman. Penyulaman dilakukan setelah satu minggu apabila tanaman caisim tidak tumbuh maka harus menanam benih caisim lagi. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pertama pada saat tanam dengan mencampur pupuk kandang, SP-46 (P), KCL (K), sedangkan pemupukan kedua diberikan setelah tanaman caisim tumbuh dengan menberikan pupuk Urea (N). SP-46 dan KCL diberikan dengan menlarutkan pupuk dengan air sehingga pupuk mudah diserap oleh tanaman caisin.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu penanaman tanaman caisin pada polybag dengan perlakuan yang berbeda dan diulang tiga kali tiap perlakuan ternyata diperoleh bahwa F hit  < F α baik untuk (α =5% dan α=1%).
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman sebab merupakan penyusun dari semua protein dan asam nukleik, dan dengan demikian penyusun protoplasma secara keseluruhan. Pupuk nitrogen yang paling baik untuk diberikan pada tanaman tergantung pada tanah, tanaman, waktu penggunaannya, dan harganya. Kekurangan unsure nitrogen terlihat jelas pada gejala warna daun, yaitu daun menjadi hijau kekuning-kuningan sampai menguning seluruhnya. Kemudian terjadi peristiwa pengeringan daun tersebut yang dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas. Kekurangan protein ini menyebabkan berkurangnya produksi protein yang berakibat menguningnya daun secara berangsur-angsur, dan pertumbuhan terhambat serta berhenti. (Saifuddin Sarief : 1986)
Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat penting bagi tanaman dan dapat disediakan melalui pemupukan. Tanaman menyerap unsure ini terutama dalam bentuk NO3- ,, namun bentuk lain yang juga dapat diserap adalah NH4+ dan urea (CO(N2)2). Dalam keadaan aerasi baik senyawa senyawa N akan diubah ke dalam bentuk NO3-. Adapun peranan nitrogen dalam tanaman yaitu membantu proses pembentukan protein, memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman, reduksi metabolic nitrat dan assimilasi amonia.
Gejala kekuranan nitrogen yang timbul pada tanaman dapat dicirikan yaitu tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas dan daun daun berwarna kuning dan mengalami keguguran. Sedangkan tanaman yang kelebihan unsur ini akan terhambat kematangan tanaman, batang batang menjadi lemah mudah roboh dan daya tahan terhadap HPT menurun.Oleh sebab itu  pemberian nitrogen dengan ukuran yang tepat sangat penting. Banyaknya nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman secara optimum tergantung dari berbagai faktor, seperti:
a.       Sifat tanah
b.      Keadaan iklim dalam musim dingin dan vegetasi
c.       Iklim pada musim panas
d.      Menggunakan pupuk organik atau tidak menggunakannya
e.       Pembuahan pendahuluan dan pemupukan nitrogen pada pembuahan pendahuluan
f.       Tanaman dan tujuan tanaman.
Fosfor  (P) merupakan bagian dari inti sel, sangat penting dalam pembelahan sel, dan juga untuk perkembangan jaringan meristem. Fosfor biasanya disebut sebagai “ kunci dari kehidupan” karena unsur ini hamper terlebat secara langsung pada seluruh proses kehidupan. Ia merupakan penyusun komponen setiap sel hidup dan cendurung lebih banyak pada biji dan titik tumbuh.
Kekurangan unsur ini akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil sebab pertumbuhan selnya terganggu, daun daun menjadi berwarna ungu atau coklat mulai dari ujung daun terlihat jelas pada tanaman muda.
Fosfat di dalam tanaman mempunyai berbagai fungsi sebagai berikut:
a)      Pembelahan sel
b)      Pembentukan albumin
c)      Pembentukan bunga, buah dan biji
d)     Membantu metabolisme karbohidrat dan mempercepat pematangan
e)      Memperkuat batang agar tidak mudah roboh
f)       Perkembangan akar
g)      Memperbaiki kualitas tanaman terutama sayur sayuran dan makanan ternak
h)      Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit
i)        Membantu membentuk nucleoprotein sebagai penyusun  DNA dan DNA
j)         Menyimpan dan memindahkan energi (transfer energi)
Sebagian besar dari unsur fosfat tanah bersumber dari hasikl pelapukan batuan dan mineral di kerak bumi, walaupun masih banyak sumber lain yang ada seperti; guano, air dimana kontribusinya sangat kecil. Fosfat di dalam tanah kurang bergerak. Karena itu suatu pemupukan yang sifatnya hanya asal saja, tidak ada gunanya. Fosfat yang larut di dalam air paling baik ditaburkan 3-4 minggu sebelum penyemaian atau penanaman. Pada waktu menyiapkan pesemaian, pupuk ini diolah masuk ke dalam tanah, sehingga lebih mudah terjangkau oleh tanaman yang baru tumbuh. (W.T Rinsema : 1986)
Akan tetapi  fosfat di dalam tanaman merupakan unsur yang bersifat mobil, dan bilamana terjadi kekurangan unsure ini pada tanaman maka P pada jaringan jaringan tua akan ditranslokasikan ke jaringan yang masih aktif. 
Kalium adalah salah satu beberapa unsur utama yang diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi tingat produksi tanaman. Kalium mempunyai peranan penting dalam tanaman yaitu menyusun dan mempercepat pertumbuhan jaringan meristerm tanaman, pembentuk zat pati,mengaktifkan enzim, mengatur pembukaan stomata (untuk pernapasan dan penguapan tanaman), membantu proses fisiologis (metabilisme karbohidrat, nitrogen dan sistes protein, netralisasi asam asam organik) dan metabolic dalam sel, mempengaruhi penyerapan unsur unsur lain, perkembangan akar serta mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit.
 Kekurangan kalium umumnya menunjukkan gejala-gejala seperti becak-becak dan atau keriput-keriput pada daun. Becak-becak ini seperti seluruh permukaan daun kecuali pada tulang tengah, dan selanjutnya daun keriput mongering, lemahnya bagian batang tanaman yang mengakibatkan kerebahan pada tanaman biji bijian.
Umumnya kadar kalium total dalam tanah cukup tinggi dan diperkirakan mencapai 2,6% dari total berat tanah, tetapi yang tersedsia masih rendah. Di alam bebas kalium paling banyak ditemukan dalam bentuk kalium khlorida (KCL). Banyak pupuk kalium yang diberikan tergantung pada:
a.       Kondisi kalium dari tanah
b.      Tanaman. Pada waktu hendak menentukan pemberian pupuk kalium hendaknya diperhatikan kebutuhan kalium dari tanaman dan daya serap tanaman terhadap kalium.
c.       Penggunaan dari tanaman. (W.T Rinsema : 1986)
Ketersedian unsur kalium dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tipe koloid tanah, temperatur tanah, keadaan basah dan kering suatu tanah, pH atau kemasaman tanah dan pelapukan mineral. K banyak ditemukan di dalam tanah, tetapi hanya sebagia kecil yang dapat digunakan oleh tanaman yaitu yang larut dalam air atau yang dapat dipertukarkan dalam koloid tanah.
K dalam tanah dapat dibedakan menjadi (3) tiga yaitu :
§  Tidak tersedia bagi tanaman
Terdapat dalam mineral mineral primer tanah seperti feldspar (ortoklas, leusit), mika dan lain lain
§  Tersedia bagi tanaman
Terdiri dari K yang dapat dipertukarkan (dijerap oleh koloid liat atau humus) dan K dalam larutan (berbentuk ino K+) serta jumlahnya dalam tanah ± 1-2 % total K dalam tanah
§  Tersedia tapi lambat
Unsur K yang tidak dapat dipertukarkan, diikat atau difiksasi oleh mineral liat illit dan liat montmorilonit. Unsur ini tidak tercuci oleh air hujan sehingga dapat berubah menjadi yang tersedia dan jumlahnya dalam tanah tergantung banyaknya mineral illit yang ada dalam tanah. 
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak atau hewan dari urine, serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan. Nilai dan susunan pupuk kandang banyak dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain makanan hewan yang bersangkutan, fungsi hewan tesebut apakah fungsi dari hewan itu sebagai pembantu pekerjaan ataukah untuk keperluaan akan dagingnya saja atau hasil lainnya, dan jenis atau macam hewan. Pupuk kandang memepunyai beberapa sifat yang lebih baik dari pupuk alam lainnya maupun dari pupuk buatan. Sifat-sifat baik ini antara lain:
a.       Merupakn humus, yang merupakan zat-zat organis yang terdapat di dalam tanah yang terjadi karena proses pemecahan sisa-sisa tanaman dan hewan, terdiri dari zat organis yang sedang mengalami pelapukan, zat organis peralihan yang masih dan sedang mengalami pemecahan  yang tidak dapat pecah lagi menjadi susunan yang lebih sederhana
b.      Sebagai sumber hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
c.       Menaikan daya menahan air
d.      Banyak mengandung mikroorganisme.
Tanaman caisin dapat menghasilkan produk yang tinggi, perlu adanya pemeliharan yang benar dan tepat sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan  produk tanaman caisim dengan kualitas yang baik pula. (Saifuddin Sarief : 1986)

V.                KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas mengenai tanaman caisim sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Tanaman caisin alias sawi bakso merupakan jenis sawi yang paling banyak di cari oleh konsumen. Tanaman caisim memiliki tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan.
2.      Berdasarkan hasil pengukuran tinggi tanaman, bobot basah dan jumlah daun tanaman caisim diperoleh data sebagai berikut:


No
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Bobot basah tanaman (gram)
1
34,8
5
35
2
33,5
6
31,5
3
32
6
42,25
4
38,1
6
33,1
Jumlah
138,4
23
141,85
Jumlah rerata
34,6
5,75
35,46

3.      Dari hasil perhitungan dengan uji keragaman didapat nilai Ftabel > Fhit. Sehingga  dapat disimpulkan bahwa pemberian perlakuan pupuk pada tanaman caisin (tinggi tanaman bobot basah dan jumlah daun) tidak berbeda atau berpengaruh nyata.
4.      Pemeliharaan tanaman caisim meliputi penyiraman, penjarangan, penyulaman, penyiangan dan penggemburan, pemupukan tambahan, serta pengendalian hama dan penyakit.
5.      Pupuk yang digunakan dalam penanaman tanaman caisim yaitu pupuk kandang, SP-46 (P), KCL (K) yang diberikan pada awal penanaman sedangkan Urea (N) diberikan pada tanaman caisim setelah tanaman tumbuh.













VII. DAFTAR PUSTAKA

Eko, Hariyanto . 2000 . Sawi Dan Selada Edisi Revisi . Jakarta : Penebar
Swadaya.
Harjowigeno, Sarwono . 1989 . Ilmu Tanah . Jakarta : PT Melton Putra.
Harjowigeno, Sarwono . 2003 . Dasar Dasar Ilmu Tanah . Jakarta : Akademika
Pressindo.
Poerwowidodo . 1993 . Telaah Kesuburan Tanah . Bandung : Penerbit
Angkasa.
Rinsema, W. T . 1986 . Pupuk Dan Cara Pemupukan . Jakarta : PT Bhratara
Karya Aksara.
Rukmana, Rahmat . 1994 . Bertanam Petsai Dan Sawi . Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Sarief, Saifuddin . 1986 . Kesuburan Dan Pemupukan Tanah Pertanian .
Bandung : Penerbit Pustaka Buana.
Nyakpa, Yusuf , A. M. Lubis dan rekan rekan .1988. Kesuburan Tanah .
Lampung : Universitas Lampung.





Isi masih berantakan harap maklum

ISI BLOG

Postingan Populer